RENSINGBAT.DESA.ID_Kerajinan tangan di desa Rensing Bat masih tergolong baru, Kreatifitas masyarakatnyalah yang membuat pekerjaan yang membutuhkan ketekunan ini menjadi kurang di minati oleh masyarakat, mereka lebih fokus pada pekerjaan menjadi petani dan buruh tani karena itu sudah menjadi pekerjaan turun temurun yang di tinggalkan nenek moyang mereka sejak dulu. Sebenarnya usaha kerajinan tangan ini berdampak besar bagi kehidupan masyarakat desa terutama kaum wanita. Selain meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan, juga membangun rasa percaya diri dan optimisme wanita terutama kaum ibu karena mereka telah memiliki keterampilan yang bisa menjadi sumber penghasilan di samping dari hasil bertani.

Di salah satu tempat di RT 01 Gubuk Baru DusunTimuk Rurung Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat, Salah satu keluarga yang tergolong miskin dari segi ekonomi, tumbuh keinginan yang sudah lama tidak terlihat dan tidak terekspost ke keramain masyarakat luar, mereka dalam diam mengembangkan anyaman kerajinan tangan dengan berbahan baku rotan jadi yang mereka beli langsung dari pemborong di desa Beleka Kabupaten Lombok Tengah dengan harga 80 ribu rupiah perkilo, Bahan tersebut kemudian mereka anyam sendiri di rumah di sela-sela kesibukannya mengurus anak dan keluarga menjadi sebuah Kecupu berbentuk bundar berukuran kurang lebih 15 hingga 20 sentimeter. Kecupu yang sudah di produksi ini kemudian mereka jual seharga 20 sampai 25 ribu perbuah langsung kepada pemborong di desa beleka.

Bahan Rotan yang kita gunakan juga tidak bisa di beli sembarangan tempat, Tidak di jual juga di pengecer, bahan ini memiliki pengepul khusus di desa Beleka, Seperti yang di ceritakan Fitri salah seorang wanita yang menjadi penekun kerajinan tangan di Gubuk baru Dusun Timuk Rurung. Fitri bersama Sintawati yang memang orang beleka yang menikah ke desa Rensing Bat selalu membeli bahan baku rotan dan tali Sumpe ke sana, dan lewat tunjuk ajar Sinta inilah kami di sini bisa mengerjakan anyaman ini, Cerita Fitri saat di temui pemberita pagi Jum`at, (14/12).

Ada banyak nama bahan dan alat yang di gunakan dalam pembuatan kerajinan tangan ini, ada Ropia dan sumpe yang memiliki macam warna sebagai tali pengikat pada anyaman yang kita buat, kemudian alat yang di gunakan berupa pisau, Jarum, Pusut, cetok dan Alat pengukur, semua alat tersebut tidak boleh tidak ada. Kita juga harus memiliki ketekunan dan semangat apabila ingin mengerjakan pekerjaan ini, Semua tidak bisa kita kerjakan sambil lewa, Terang fitri. Kami mulaikan pekerjaan ini sejak bulan puasa 2018 lalu dan terus kami lanjutkan sampai ke hari ini, itu semua kami kerjakan di saat ada waktu luang setelah mengurus anak, Hanya ini yang bisa kami lakukan, Kami tidak punya sawah tempat kami bercocok tanam seperti orang lain, Alhamdulillah hasil penjualan anyaman ini sebagai bekal hidup kami sementara mampu menghasilkan rezki yang lebih banyak, akui Noni Nurmayana yang juga sebagai salah satu pengerajin anyaman rotan di tempat itu.

Kepala Dusun Timuk Rurung Badarudin yang pada kesempatan peninjauan proses pembuatan anyaman kerajinan tangan tersebut mengatakan, Proses pembuatan kerajinan terbilang cukup sulit dan memakan waktu lama. Dalam sehari mereka dapat menyelesaikan 2 sampai 3 buah kerajinan rotan yang sederhana. Ke depan semua ini sangat perlu pengembangan dan dukungan dari pemerintah desa dalam upaya memajukan perekonomian masyarakat desa, Perlu juga adanya wadah seperti Kelompok Usaha Bersama (KUBE) sebagai tempat bernaung agar pengkoordiniran dalam pengembangan usaha ini bisa berkembang dan berjalan seperti yang di harapkan. Dengan bekerja secara berkelompok juga akan tumbuh rasa kebersamaan dan kekeluargaaan sehingga setiap pengerajin dapat berkontribusi baik dengan mengajarkan pada yang belum terampil, maupun mencari cara-cara memasarkan produk, Terangnya.

Kerajinan ketak/rotan mungkin masih asing di telingga sebagian masyarakat desa Rensing Bat. Kerajinan ketak sendiri adalah anyam-anyaman yang terbuat dari lidi ataupun rotan yang dalam bahasa Sasak disebut Ketak. Di tangan pengerajin, Rotan di olah menjadi berbagai jenis anyaman, mulai dari tempat buah, bingkai, tas, dan lain-lain tergantung kreatifitas pembuatnya.

Sekarang dukunganlah dan bantuan modallah sebagai salah satu penopang untuk bisa memajukan usaha yang dilakukan masyarakat yang ada di Dusun Timuk Rurung tersebut, dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat kecil perlu adanya pembinaan secara berkelanjutan dalam usaha membangun kemandirian diri dan desa. (A_M)