RENSINGBAT.DESA.ID_Dalam rangka menangani kasus stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak yang membuat tubuhnya lebih pendek di Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Generasi Sehat dan Cerdas (PNPM-GSC) bekerjasama dengan pemerintah Desa Desa Rensing Bat menggelar Rembuk Desa dalam rangka menangani masalah Stunting. Acara di gelar pada hari ini Kamis, (25/10/2018) bertempat lantai dua aula kantor Desa Rensing Bat.
Acara rembuk di hadiri oleh Asisten tenaga ahli Program Pengetahuan Pembangunan Manusia (P3M) ibu Wiwik Wili Astuti, Ketua BPD Nuruddin, M.Pd, Sekretaris Desa H. Ismail, Bidan desa, Kepala-kepala Dusun dan Semua Kader Posyandu. Kepala Desa dalam kesempatan tersebut tidak dapat hadir karena sedang menghadiri rapat di kabupaten.
Mewakili Kepala Desa, Ketua BPD dalam sambutannya menjelaskan tentang pentingnya mengetahui bahayanya stunting dan cara pencegahannya yang mana stunting sendiri merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama pada anak, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya. Ketua BPD juga berharap kepada hadirin yang hadir yang di dominasi oleh kaum ibu dalam rembuk ini akan paham dan mengerti cara pencegahan stunting setelah nanti dijelaskan oleh ibu pasilitator kecamatan, “harap Ketua BPD sebelum membuka acara.
Sementara itu, Ibu Wiwik Wili Astuti Asisten tenaga ahli P3M yang juga pasilitator di Kecamatan Sakra Barat dan Kecamatan Montong Gading ini menjelaskan, Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang dapat disebabkan karena anak mengalami kekurangan asupan gizi, terjangkit infeksi, dan kurang mendapatkan stimulasi. Selain menyebabkan pertumbuhan yang tidak maksimal, gangguan tumbuh kembang ini juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan dan prestasi akademis anak di masa depan, “Jelasnya.
“Di Indonesia, jumlah anak yang mengalami stunting terus meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2013, tercatat 37.2% anak mengalami stunting. Artinya, sekitar 8.9 juta anak atau setiap satu dari tiga anak di Indonesia mengalami pertumbuhan yang tidak maksimal. Angka ini tentu bisa jadi peringatan bagi Ibu-ibu betapa pentingnya memantau pertumbuhan dan perkembangan anak agar nantinya berjalan dengan optimal”, Terang wanita berkaca mata ini.
Lebih lanjut beliau menjelaskan, Meskipun stunting berisiko mengganggu tumbuh kembang anak, bukan berarti hal ini tidak dapat dicegah, ada 5 Upaya pencegahan sebaiknya dilakukan oleh ibu sebelum stunting ini terjadi yaitu, penuhi kebutuhan gizi selama masa kehamilan, beri asi eksklusif hingga anak berusia 6 bulan, pastikan asupan anak 6 bulan ke atas terpenuhi dengan pemberian ASI yang cukup, pantau pertumbuhan anak dan jaga kebersihan lingkungan. “tutupnya. (a_angzie)
Mantap desaku