RENSINGBAT.DESA.ID_Sosialisasi Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) yang di gelar Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Rensing Bat dilaksanakan hari ini Kamis, 10 Januari 2019 bertempat di Aula Kantor Desa Rensing Bat Yang di hadiri Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Lombok Timur H. Suroto, SKM. M.Kes, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Sakra Barat atau pejabat yang mewakili, Kepala Desa Rensing Bat Muhammad Hilmi, SE, Ketua PKK Desa Rensing Bat Kurniawati Hilmi dan Ibu-ibu peserta yang berasal dari Desa Rensing Bat.

Di acara ini Ketua PKK dalam Sambutannya menjelaskan maksud dan tujuan dilaksanakannya sosialisasi ini adalah dalam rangka menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak terutama di Desa Rensing Bat, khususnya kekerasan dalam rumah tangga, dimaksudkan juga agar kaum muda-mudi dapat memahami eskalasi kasus, potensi dan dampak KDRT dalam membangun rumah tangga sebagai fase di mana kehidupan berkeluarga dan pembangunan rumah tangga akan dimulai, serta membangun pandangan dan peran komunitas perempuan dan muda mudi di Desa Rensing Bat dalam Mencegah KDRT, Jelasnya 

Lebih lanjut Nia menyampaikan tujuan dari kegiatan ini juga adalah, Dalam rangka memberikan informasi dan pemahaman kepada peserta pentingnya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga sejak dini, memberi pemahaman kepada peserta tentang ketahanan keluarga dalam pencegahan kekerasan dalam rumah tangga dan memberi pemahaman kepada peserta tentang peran dari laki-laki dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam rumah tangga, Terang istri Kepala desa ini.

Sementara itu, Kepala Desa Rensing Bat Muhammad Hilmi, SE dalam sambutannya mengatakan, Kanapa di dalam keluarga sering terjadi tindak kekerasan, kemungkinan ibu-ibu jarang senyum pada suaminya dan itu sudah pasti, ungkap kades yang di barangi senyum ibu-ibu peserta sosialisasi. Kanapa kita perlu melaksanakan sosialisasi KDRT di desa Rensing Bat ini karena masyarakat kita ini mayoritas petani yang kesehariannya berada di sawah, tentu interaksi istri dengan suami sangat jarang sekali, Sebagai contoh kata kades, suami pulang pada jam sebelas kadang sehari penuh berada di sawah, akhirnya apa yang terjadi, anak-anak banyak yang nangis minta itu dan ini membuat suami yang mendengar itu sudah barang tentu sang suami akan memarahi sang istri, nah dari sinilah bermulanya kekerasan yang di maksud KDRT tersebut. Untuk menghindari hal-hal seperti yang di contohkan tadi maka pemerintah Desa Rensing Bat bersama pengurus PKK menggelar sosialisasi ini dengan maksud menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, terang kades.

Kades juga berharap kepada ibu-ibu peserta untuk betul-betul memperhatikan apa yang akan di sampaikan oleh narasumber yang kemudian bisa dilaksanakan dalam rumah tangga agar kehidupan kita dalam berumahtangga menjadi aman tentram dan damai, Tutup kades yang langsung membuka acara sosialisasi.

Kepala dinas P3AKB Kabupaten Lombok Timur H. Suroto, SKM. M.Kes dalam Sosialisasinya mengatakan, Kekerasan Dalam Rumah Tanggaadalah setiap perbuatan terhadap seseorang, terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan serta melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Nah untuk mengatasi itu menurutnya, tentu dengan melakukan pencegahan yang beberapa di antaranya adalah, Memberikan fasilitas pendidikan agama yang benar karena agama yang benar akan membuat anak dan keluarga menjadi lebih tenang dalam menghadapi masalah, itu yang pertama, lalu yang kedua adalah, Orang tua harus bisa mendidik dengan baik membiasakan diri berkata baik, mendidik emosinya agar tidak merusak mental dan fisiknya. yang ketiga, Berkomunikasi dengan baik dalam berumah tangga baik dengan suami maupun anak dan yang terakhir, jangan egois, hal inilah yang memicu suatu perdebatan dan pertengkaran, Terangnya panjang lebar.

Sosialisasi kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antar peserta dan narasumber yang kemudian di akhiri dengan do`a sebagai penutup. (a_angz)