rensingbat.desa.id – Padi sawah sudah mulai menguning dimana mana, Ramadhan akan segera tiba, sudah sa’atnya petani di desa Rensing Bat memanen hasil jerih payahnya selama hampir 3 bulan perjuangannya. Para petani mulai turun kesawah-sawah miliknya, memanen penuh kesabaran.

Dari pantaun tim media desa ke sawah para petani pada Ahad, 20/03/2022 terlihat disebagian besar sawah padi di 3 dusun (Lepok, Tibu Jae dan Rensing Bat) petani sudah mulai melakukan pemanenan.

Terlihat di 2 dusun lain (Tembok Gading dan Timuk Rurung) yang masih belum memulai karena waktu penanamannya terhambat pasokan air sehingga memulai jauh setelah tanaman padi dihulu sudah tumbuh lebat terlebih dahulu.

Mahsun, (54) warga desa montong Beter kecamatan Sakra Barat saat ditemui media ini menyebutkan bahwa panen tahun ini petani sangat kekurangan tenaga panen, akibatnya padi sawah yang seharusnya dipanen menjelang masuknya bulan Ramadhan terpaksa menunggu jadwal dari tenaga upah sementara padi sudah terlihat sangat menghawatirkan dikarenakan batangnya sudah mulai mengering. Buruh panen sudah diboking lebih awal, sistem tenaga upah menggunakan sistem kelompok, setiap kelompok tidak kurang dari 8 orang dan itu sebelumnya sudah ada jadwal ke masing masing anggota kelompok yang diutamakan terlebih dahulu baru bisa memanen ke sawah orang lain.

Saparwadi, (37) warga dusun Tembok Gading desa Rensing Bat mengutarakan hal yang sama, buruh upah sudah menjadi kendala besar ketika musim panen tiba, banyak petani yang mendatangkan buruh panen dari luar desa namun masih belum mampu memenuhi kebutuhan para petani.

Ditanya penyebab seringnya terjadi kekurangan buruh panen, Adi menyebutkan bahwa penanaman padi secara serentak sebelum ini menjadi salah satu penyebab kita di desa mengalami kekurangan tenaga upah dan banyak petani yang terpaksa memanen padi mereka sendiri bersama anggota keluarganya, mereka takut jika terlambat memanen maka akan berakibat pada rusaknya batang dan bulir padi yang bisa saja tumbuh karena tidak ada kekuatan lagi pada batangnya.

Selanjutnya kata dia, penyebab berkurangnya tenaga upah juga dikarenakan banyaknya warga desa yang merantau keluar negeri dan luar daerah. Sehingga tenaga upah yang dulunya sering digunakan oleh para petani tidak bisa lagi membantu para petani dalam memenuhi kebutuhan tenaga upah yang selalu dikeluhkan.

Lain halnya dengan Amaq Angga (43), kepada media desa juga mengaku mengeluh dengan berkurangnya tenaga upah disaat padi sudah mau dipanen, Bulan ramadhan sebentar lagi akan tiba, sementara padi yang sudah saatnya dipanen masih belum bisa dipanen sesuai jadwal sebelum masuk bulan puasa.