rensingbat.desa.id – Tembakau berperan besar dalam perekonomian Masyarakat di desa Rensing Bat. Hal ini ditunjukkan dengan dibukanya lapangan kerja di bidang tersebut, sehingga dapat menambah jumlah pendapatan, mengentaskan masyarakat dari kemiskinan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sejak beberapa tahun lalu.

Bila ditinjau dari aspek usaha tani, tembakau memang merupakan komoditi yang memberikan pendapatan cukup tinggi bagi para petani di Lombok khususnya desa Rensing bat. Namun para petani tembakau juga mengalami beberapa kendala, di antaranya rendahnya produktivitas, kualitas yang kurang baik, anomali iklim, serta adanya pro dan kontra terkait tembakau sebagai zat adiktif.

Di Indonesia budi daya tanaman tembakau sangat menjanjikan, meskipun produk dari hasil olahan ini yang salah satunya adalah rokok, hingga kini masih sering menjadi dilematis karena seringnya turun naik harga.

Rokok adalah salah satu sumber pendapatan negara. Menurut data statistik tahun 2014 total pendapatan negara dari cukai hasil olahan tembakau lebih dari Rp 117 triliun. Tembakau juga menyerap jutaan tenaga kerja, mulai dari petani, buruh angkut, buruh panen, buruh ikat, buruh pabrik dan lainnya.

Sejak zaman dahulu, tanaman tembakau sudah menjadi salah satu komoditas unggulan petani di Lombok terutama di Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat.

Memang beberapa tahun belakangan ini, petani tembakau di Lombok terutama Lombok Timur dan Lombok Tengah khususnya di desa Rensing Bat hampir setiap tahun dihadapkan dengan masalah yang sama yaitu, Fenomena alam dan kondisi cuaca ektrim serta keadaan musim yang tidak menentu dan sukar diprediksi. Hal ini tentu berakibat pada penurunan kualitas tanaman tembakau, dan hal itu juga berpengaruh terhadap menurunnya kualitas produksi, bahkan petani sering menyatakan gagal karena rusak dan merugi.

Disamping ketidakpastian keadaan alam karena pengaruh El Nino dan La nina, juga masih ada faktor penyebab yang memengaruhi kerugian petani tembakau, yaitu, tidak adanya jaminan harga dan pasarbaku, keterbatasan modal serta kelangkaan tenaga kerja produktif dan mahalnya harga pupuk. Namun demikian petani tembakau Lombok terutama di desa Rensing Bat tidak lantas menjadi surut dan jera menanam tembakau. Memang hasil tanaman tembakau kalau ‘pas baik’ dan ‘pas dihargai baik’ tentu sangat menjanjikan. Bahkan ada beberapa petani tembakau yang mengatakan; “meskipun sering gagal panen berturut-turut tetapi dengan keberhasilan sekali saja, maka kerugian semua itu bisa terbayarkan.”