RENSINGBAT.DESA.ID_Peringatan Isro’ Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW Tahun 1439 H. di gelar di Mushalla Miftahul Jannah Dusun Timuk Rurung Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat, Dalam acara peringatan tersebut di hadiri oleh TGH.Abdul Aziz Ibrahim dan Putranya TGH.Habiburrahman sebagai penceramah, Kepala KUA Kecamatan Sakra Barat H.Muhsin,S.Pd.I, Kepala Desa Rensing Bat Muhammad Hilmi, SE, Kepala Dusun Timuk Rurung Badaruddin,S.Pd.I,Tokoh Agama,Tokoh Masyarakat,Tokoh Pemuda dan Mahasiswa, Pelajar, Masyarakat di luar Dusun Timuk Rurung dan Masyarakat Mushalla Miftahul jannah Dusun Timuk Rurung.Acara peringatan di Laksanakan pada hari Senin Tanggal 2 April 2018 M. bertepatan dengan Tanggal 12 Rajab 1439 H. Mulai jam19.30 Wita sampai Selesai.

Dalam pengajian Peringatan tersebut, Kedua tuan guru menyampaikan pengajian secara bergantian yang diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, Pembacaan Do’a Solawatunnahdatain yang selanjutnya di lanjutkan dengan uraian pengajian.

Pengajian pertama disampaikan oleh TGH.Habiburrahman yang dalam kesempatan tersebut banyak mengulas tentang” Nikmat Allah SWT”, yang mana Nikmat itu sebenarnya berada dimana-mana tinggal kita sebagai hambanya bisa mensyukuri atau tidak. ”Ketika kita menederita penyakit gatal misalnya, Allah juga memberikan kita Kenikmatan pada penyakit yang kita derita tersebut, nikmat itu dirasakan ketika kita menggaruk saat gatal, di situlah nikmatnya,” kata Tuan Guru mencontohkan.

Selanjutnya kata Tuan Guru, “Ibadah yang paling tinggi derajatnya dari ibada-ibadah lainnya di sisi Allah SWT menurut ulama’ adalah shalat, selain sholat Lima waktu, sholat sunat juga allah memberikan pahala yang sangat besar jika kita tekun melakukannya, terutama shalat di separuh malam” Tambah tuan guru.

Di pengajian kedua yang disampaikan oleh TGH.Abdul Aziz Ibrahim, Beliau banyak mengulas tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam menerima perintah shalat Lima waktu sehari semalam,yakni kisah perjalanan Nabi dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dan naik ke Sidratul Muntaha ke langit yang Ketujuh yang dalam perjalanannya allah SWT memperlihatkan kejadian-kajadian aneh umat terdahulu tentang kebaikan dan juga kebesaran kuasa Allah SWT.

Kisah tersebut telah di ceritakan dalam Al-Qur’an Surat Al-Isro’ ayat 1 yang artinya: “Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

Kedua kisah Nabi dalam bertemu Malaikat Jibril seperti yang di kisahkan dalam Al-Qur’an Surat An-Najm : 13-18 yang artinya:”Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muhtaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.’‘

Perintah sholat dalam perjalanan isra dan mi’raj Nabi Muhammad SAW, kemudian menjadi ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadah-ibadah wajib lainnya. Sehingga, dalam konteks spiritual-imaniah maupun perspektif rasional-ilmiah, Isra’ Mi’raj merupakan kajian yang tak kunjung kering inspirasi dan hikmahnya bagi kehidupan umat beragama yaitu umat Islam khususnya. (a_m)