RENSINGBAT.DESA.ID_Tembakau merupakan salah satu komuditas unggulan sebagai salah satu sumber pendapatan terbesar para petani khususnya para petani di Desa Rensing Bat dan umumnya masyarakat yang ada di Kecamatan Sakra Barat. Dengan hasil penjualan tembakau para petani dapat mencukupi kebutuhan hariannya bahkan kebutuhan yang lebih besar sekalipun mampu terpenuhi. Selain itu banyak anak-anak petani bisa melanjutkan sekolahnya sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Namun tahun 2019 ini sepertinya harga tembakau tidak lagi bersahabat seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Harga Tembakau Pelit Petani menjerit” mungkin itulah ungkapan yang Pas untuk di ungkapkan dengan Anjloknya harga tembakau tahun ini, Rendahnya harga tembakau tahun ini membuat petani galau, bagaimana tidak harga penjualan tembakau kering untuk daun pertama biasa di hargai 2 juta perkuintal kini turun drastis yang hanya di hargai 500 hingga 700 ribu perkuintal. Begitu juga daun atas, dulunya di beli seharga 4 jutaan perkuintal kini hanya di beli 2 hingga 2,5 juta perkuintal. Harga tersebut tentunya tidak sebanding dengan biaya produksi yang di keluarkan dari semenjak pembenihan hingga panen. Apalagi jika petani tersebut tidak memiliki oven pengering sendiri, petani akan membayar sewa pada orang lain dengan harga yang besar.
Rendahnya harga tembakau ini mungkin di sebabkan kurangnya pembelian oleh gudang tembakau dan banyaknya lahan yang di tanami tembakau karena masih lagi tergiur dengan harga tembakau yang tinggi tahun 2018 lalu.
Sebagai satu-satunya sumber penghasilan petani, Hasil penjualan Tembakau ini sebagai salah satu harapan untuk bisa membayar biaya pendidikan anak-anaknya yang masih bersekolah terutama di perguruan tinggi yang tentunya membutuhkan biaya yang lebih besar. Tetapi melihat anjloknya harga tembakau, Para petani harus memutar otak memikirkan bagaimana membiayai pendidikan anak-anaknya dan melunasi hutang pembiayaan tembakau mereka yang cukup besar.
Hidir, Salah seorang petani di Dusun Rensing Bat Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat mengeluhkan harga tembakau yang kian anjlok, Anaknya yang masih lagi menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Pancor – Selong Lombok Timur yang masih lagi membutuhkan biaya besar, Belum lagi biaya hidup dan belanja setiap hari cucunya yang masih lagi bersekolah di Sekolah Dasar, Keluhnya saat di jumpai tim media pada sore Sabtu,(28/9).
Rendahnya harga tembakau bukan menjadi satu-satunya masalah bagi para petani tahun ini, namun tembakau saat ini juga pertumbuhannya tak setinggi tahun lalu dengan kualitas lebar dan panjang dari tahun kemarin yang mana sebelumnya bisa melakukan 7 – 8 kali pengovenan, namun tahun ini hanya bisa dilakukan hingga 6 – 7 kali saja. Harga yang rendah dengan jangka waktu yang pendek menambah lagi keresahan para petani.
Petani berharap akan ada kebijakan pemerintah untuk membantu para petani dalam menghadapi masalah ini. Masalah ini tentu tak menimpa sebagian orang, Namun ribuan petani mengalami masalah yang sama. Anjloknya harga tembakau ini juga sangat berdampak pada pendidikan anak-anak yang masih bersekolah dan para pedagang yang berakibat pada daya beli masyarakat yang semakin kurang. Pada tembakau inilah mereka selalu berharap untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih yang mampu merubah ekonomi yang kemarin terpuruk menjadi ekonomi yang lebih baik.