rensingbat.desa.id – Tembakau adalah komoditi yang cukup banyak dibudidayakan petani karena aspek jualnya yang relativ tinggi.Tembakau merupakan tanaman semusim, tetapi di dunia pertanian termasuk dalam golongan tanaman perkebunan dan tidak termasuk golongan tanaman pangan. Tembakau daunnya digunakan sebagai bahan pembuatan rokok.

Dalam budidayanya, tembakau memiliki beberapa masalah yang serius terkait dengan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) sehingga tidak jarang mengakibatkan kerugian yang cukup besar kepada para petani. Salah satu masalah paling serius yang dapat menyebabkan kegagalan sektor perkebunan tembakau adalah penyakit lanas tembakau.

Situasi iklim sangat penting karena dapat menjadikan faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit lanas. Penyakit lanas merupakan penyakit pada tembakau yang disebabkan oleh jamur Phytopthora nicotianae var. nicotianae. Penyakit ini dapat merajalela jika kelembaban sangat tinggi, dan penyakit akan berkembang dengan sangat cepat dan tanaman tembakau segera menjadi busuk jika kelembaban tinggi.

Kelembaban yang tinggi akan membantu pembentukan spora dan meningkatkan infeksi. Infeksi hanya dapat terjadi kalau pada permukaan buah terdapat air. Ini dapat terjadi dari air hujan, tetapi dapat juga terjadi karena pengembunan uap air pada permukaan buah.

Dikarenakan kondisi iklim pada saat ini tidak menentu, sehingga serangan terhadap penyakit ini tidak dapat diprediksikan. Curah hujan cukup tinggi kadang memberikan efek tidak baik pada tembakau. Musim tanam tembaku tahun ini, banyak petani yang mengeluh karena tanaman yang baru ditanam mati dan munculnya penyakit layu pada tembakau, salah satunya antara lain penyakit lanas.

Di Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur misalnya, Banyak petani mengeluhkan kondisi itu, tembakau tiba-tiba layu.

Salah seorang petani di Desa Rensing Bat kepada Media ini Sabtu, 27/08/2022 menuturkan, Tembakau di lahan persawahan miliknya sudah mulai terserang penyakit layu sejak hampir 2 minggu lalu, bukan hanya miliknya, tembakau di kiri kanannya juga terserang penyakit yang sama bahkan ada yang hampir habis.

“Tiap tahun penyakit seperti ini dijumpai disetiap musim tembakau dan tahun ini yang paling banyak, dalam sehari 10 hingga 15 batang yang terlihat layu” , Ungkapnya.

Petani sudah mulai gelisah dengan kondisi ini, yang paling banyak terlihat layu di wilayah dusun Timuk Rurung dan Tembok Gading bahkan ada yang 1 sawah habis terserang dan terpaksa panen muda dengan cara menjemur ditengah sawah, kalu di keringkan menggunaka oven pengering tidak memungkinkan untuk bisa kering sempuna layaknya daun tembakau normal, Katanya.

“Tahun ini harga tembakau kering sudah ada peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, 1 kuwintal kering daun pertama di hargakan 2 hingga 2,5 juta, apalagi daun yang kwalitasnya baik bisa saja tembus 3 sampai 4 juta perkuwintal”, Katanya lagi.

Ia berharap kedepan akan ada solusi dari pihak terkait dalam hal ini dinas pertanian untuk setidaknya memberikan pelatihan cara pencegahan penyakit layu/lanas pada tembakau pertanian para petani.