Ketua Kelompok Tani Sinar Tani Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat Amaq Angga sa’at bersama Media Desa Jum’at, 5/2/2021 menuturkan, Sejak pertengahan tahun 2020 kemarin, pupuk bersubsidi memang mulai mengalami kelangkaan. Menurutnya, kelangkaan itu murni disebabkan dari stok yang memang langka dari distributor.
Baca Juga, Cek Kesehatan, Remaja Usia 10 -19 Tahun Rensing Bat Datangi Posyandu Keluarga
Awalnya akibat distribusi yang terhambat, salah satu penyebabnya karena efek virus corona, tapi nyatanya setelah distribusi dilakukan kembali, masih tetap langka.
Dikatakannya lagi, petani yang mau memperoleh pupuk subsidi harus terdaftar dalam data elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) dengan maksimal kepemilikan luasan lahan 2 hektar. Penyusunan e-RDKK dilakukan oleh kelompok petani dan dibantu oleh penyuluh pertanian. Pemasukan data kata dia, sudah dilakukan secara rapi dan terstruktur dari tingkat kecamatan hingga kabupaten. Alhamdulillah petani di desa Rensing Bat sudah terdaftar, Imbuhnya.
Dedi Setiawan, Salah seorang petani dari dusun Tembok Gading Desa Rensing Bat sa’at bersama media ini menceritakan pengalamannya mencari pupuk bersubsidi hingga ke tempat lain, tapi masih juga tidak bisa mendapatkannya, padi yang seharusnya sudah menerima pupuk jadi terhambat dengan masih langkanya pupuk untuk di beli, jadi dengan terpaksa membeli dari luar desa walau harga sedikit tinggi, tuturnya.
Baca Juga, Cegah Covid-19, Pemdes Rensing Bat Bagikan Masker Gratis ke Warga Desa
Sementara itu, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk Desa Rebsing Bat Suartana, mengatakan, masalah kelangkaan pupuk saat ini hampir terjadi di setiap daerah.
“Keluhan petani sama saja, sulitnya membeli pupuk bersubsidi,” ujar Suartana.
Salah satu penyebab masalah sulitnya memperoleh pupuk subsidi kali ini karena adanya penerapan Kartu Tani. Ia mengatakan, hal itu dibutuhkan penyesuaian dan sosialisais yang lebih masif dari pemerintah, Tutupnya