www.info.rensingbat.desa.id – Film Dokumenter Tonjoh menceritakan tentang kehidupan di Lingkungan pesisir pantai Tanjung Luar Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur yang warganya di dominasi oleh Warga keturunan Bugis. Tempat ini di ceritakan adalah merupakan tempat pembuangan sampah yang sangat kumuh dan juga sebagai tempat warga sekitar membuang kotorannya karena ketiadaan toilet, Rawan perampokan dan tempat berkumpulnya para peminum minuman keras dan perbuatan-perbuatan negatif lainnya.
Daeng Rifai adalah seorang warga desa biasa yang pendidikannya sampai di sekolah menengah pertama mampu berfikir bagaimana merubah keadaan tempat yang begitu menyeramkan mnjadi tempat wisata yang sangat menjanjikan warga sekitar dengan menerapkan pengolahan sampah ramah lingkungan. Program lingkungan yang dijalankannya layaknya seperti pengelolaan sampah professional seperti, melakukan patroli terhadap kapal-kapal yang masih menggunakan bom untuk menangkap ikan dan alat berbahaya lainnya yang berpotensi merusak lingkungan, Ia juga mengajak masyarakat sekitar membersihkan sampah pantai seperti plastic di setiap hari yang tujuannya untuk kebersihan lingkungan.
Keberadaan pantai yang berada di daerah teluk menjadikan sampah-sampah akan terbawa arus dan berkumpul di tempat tersebut membuat Daeng berinisiatif merubah kekumuhan itu menjadi suatu yang bermanfaat. Daeng hanya berfikir Antara sampah dan Pentingnya menjaga kesehatan lingkungan.
Sutradara sekaligus penulis film ini Irwan Setiawan saat di hubungia via Massenger oleh Media Desa Jumat, 28/11/2020 Mengatakan, Proses shoting hingga riset film Tonjoh memakan waktu satu bulan yang berlokasi di sekitar desa Rensing Bat dan pantai tanjung luar.
Kata Tonjoh bila diartikan ke bahasa Indonesia berarti Tusuk dan sangat pas bila di terjemahkan dengan kisah dalam film dekomenter ini. Daeng Rifai yang diperankan oleh salah seorang warga Tanjung Luar tersebut mampu memerankannya dengan baik dengan tetap mengikuti arahan yang di berikan oleh sutradara.
Selanjutnya Kata Irwan, Film documenter Tonjoh adalah Produksi kami bersama Frime Nine Art House sejak 2019 lalu. Film ini sangat menginsfirasi bagi kita terutama bagaimana menjaga lingkungan sekitar kita dari sampah.
Menurutnya, ini sangat penting untuk kita abadikan mengingat kondisi global yang sangat buruk dengan pola hidup manusia yang kurang bersahabat dengan alam sehingga berpotensi merugikan banyak orang dan diri sendiri.
Penanyangan perdana filam ini akan dilakukan di Jogja Asian film Festival 2020. selanjutnya akan melanglang buana ke festIval lainnya di Indonesia baik yang bersifat kompetisi ataupun pemutaran film antar filmmaker. Tujuan utamanya adalah mensosialisakan kepada masyarakat bahwa kita semua bertanggungjawab terhadap lingkungan, Imbuhnya.
Film ini merupakan film dokumenter kedua Frame Nine Art House yang bergerak di bidang seni budaya salah satunya adalah film yang melibatkan pemuda potensial Desa Rensing Bat dengan susunan Kru sebagaian besar berasal dari desa Rensing Bat sendiri yang diantaranya adalah, Produser : L. Indra irawan. Sutradara dan Editor sekaligus Penulis : Irwan Setyawan, Dop : Urwa Khairi, Cameraman : Yogi Kurniawan, Lighting : Arju Hidayat, Soundman : Fadil Fajri, Artistik : Khotibul Umam, Design produksi : Ulwan Sulhi Zayyan.